Kebhinekaan merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, terutama dalam dunia yang dipengaruhi oleh modernisasi dan globalisasi. Dalam konteks modernisasi dan globalisasi, kebhinekaan harus dimaknai sebagai sebuah keragaman yang menuntut seluruh umat beragama, bersatu dan menerima perbedaan sebagai sebuah kekuatan, bukan sebagai ancaman atau disharmoni, tetapi kedamaian dan harmonisasi. Peneliti ini ingin mengkaji tentang Bagaimana Konsep Teologi Kebhinnekaan Perspektif Amin Abdullah dan Relevansinya terhadap Implementasi Trilogi Kerukunan. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan pandangan Amin Abdulllah tentang teologi kebhinekaan dan relevansinya terhadap implementasi trilogi kerukunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa Teologi Kebhinnekaan menurut Amin Abdullah adalah menggabungkan pemahaman agama dengan realitas keberagaman, termasuk isu-isu seperti pluralitas, multikulturalitas, globalisasi, dan humanisasi. Dengan menggunakan metode dialog Amin Abdullah mencoba membangun sikap toleran dalam setiap perbedaan yang ada. Sikap toleransi ini mutlak diperlukan dalam membangun perdamaian dan harmonisasi antara umat beragama. Konsep ini mutlak diperlukan dalam upaya implementasi trilogi kerukunan. Adapun relevansi konsep teologi kebhinekaan Amin Abdullah terhadap implementasi trilogi kerukunan dapat dipahami melalui model keberagamaan yang ditawarkan, yaitu konsep keberagamaan yang inkulsif dan toleran. Konsep keberagaman yang inklusif dan toleran dapat mengakomodasi berbagai perbedaan yang ada dan mampu membangun kehidupan yang damai dan harmonis antara umat beragama.