Pada tahun 2009, laju timbulan sampah di Kota Banda Aceh mencapai 2,5 kg per orang per hari. Berdasarkan SNI 19-3983-1995, diperkirakan laju timbulan sampah ini akan meningkat hingga mencapai 865 m³ per hari pada akhir tahun 2029. Pengangkutan sampah merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pengelolaan sampah. Setelah sampah dikumpulkan, diperlukan pengangkutan yang efisien serta pemilihan rute yang tepat untuk menghindari pemborosan waktu, tenaga, dan biaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rute pengangkutan kontainer sampah yang sudah ada serta merancang rute baru yang lebih efisien. Rute baru ini akan memprioritaskan pengangkutan sampah di wilayah dengan timbulan sampah yang tinggi, menggunakan metode Cluster First Route Second (CFRS). Metode CFRS merupakan salah satu varian dari metode sweep dalam Vehicle Routing Problem (VRP), yang menggabungkan pengelompokan dan pembuatan rute berdasarkan hasil pengelompokan tersebut. Setelah rute dan pengelompokan ditentukan, jarak tempuh untuk setiap rute dapat dihitung. Data awal menunjukkan bahwa jarak tempuh rata-rata 25 ritasi per bulan oleh DLHK3 Banda Aceh untuk pengangkutan kontainer sampah adalah 7.216 km dengan biaya Rp 4.906.880,00. Setelah menggunakan metode CFRS, jarak tempuh menjadi lebih efisien, yakni 6.788,125 km dengan biaya Rp 4.615.925,00, menghemat sebesar 5,9% dari data awal.