Fenomena diskriminasi terhadap perempuan merupakan tantangan multidimensional, mencakup ketimpangan hak, stereotip gender dan kekerasan perempuan yang terjadi di ranah domestik maupaun publik. Fenomena ini tercermin dalam data SIMFONI-PPA tahun 2024, tercatat 25.074 perempuan yang menjadi korban kekerasan di Indonesia. Meski ajaran Islam menjunjung tinggi prinsip keadilan, tetapi interpretasi yang bias sering kali digunakan untuk melegatimasi budaya patriarki. Penelitian ini berfokus pada eksplorasi pandangan dosen dan mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh terhadap hak dan kebebasan perempuan dalam perspektif teologi pembebasan, serta mengkaji upaya kampus dalam mendorong pemenuhan hak-hak perempuan melalui Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbasis lapangan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas dosen dan mahasiswa UIN Ar-Raniry mendukung kesetaraan gender sebagai nilai Islam yang inklusif dan menolak diskriminasi terhadap perempuan. Selain itu, langkah yang diambil oleh UIN Ar-Raniry untuk memenuhi hak perempuan di lingkungan kampus diwujudkan melalui pembentukan PSGA sebagai lembaga perlindungan dan penelitian terkait isu gender. Temuan ini menegaskan bahwa kesetaraan gender sejalan dengan nilai-nilai Islam yang mendorong keadilan dan kemanusiaan