Ruku’ dapat diartikan sebagai orang yang ruku’ dan membungkuk, sedangkan i’tidal diartikan sebagai tegak lurus gerakan yang dilakukan ketika bangkit dari ruku’. Ruku’ dan I’tidal merupakan dua perbuatan rukun yang wajib dikerjakan dalam melaksanakan shalat fardhu atau shalat sunnah lainnya. Dalam permasalahan yang terjadi ruku’ dan i’tidal terjadi perbedaan bacaan dan gerakan dalam prakteknya, akan tetapi penulis fokus pada bacaan dari ruku’ dan i’tidal. Perbedaan bacaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam pengamalan hadis-hadis dari Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu di dalam penelitian ini terdapat beberapa dalil-dalil hadis yang membahas tentang bacaan ruku’ dan i’tidal. Dalam persoalan ini terdapat dua rumusan masalah, yakni: pertama, Bagaimana analisis dalil hadis tentang bacaan ruku’ dan i’tidal yang digunakan dalam kitab hadis?. Kedua, Bagaimana analisis dalil hadis tentang bacaan ruku’ dan i’tidal yang digunakan dalam kitab fiqh mazhab?. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan kajian kepustakaan, dan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Komparatif yang membandingkan dalil-dalil dalam kitab hadis dan dalil-dalil dalam kitab fiqh dalam menetapkan bacaan mengenai ruku’ dan i’tidal. Setelah menelusuri penulis temukan ada 4 bacaan ruku’ dalam kitab hadis yang berbeda-beda yaitu: (subbhana rabbiyal ‘adzimi), (Subbuhun quddusun rabbul malaikatu warruh, Subbhanakalla humma rabbana wa bihamdika llahummaghrirli yataaw walul qur’an dan Subhanakallahumma rabbana wa bihamdika allahuma’firli) 3 bacaan tersebut diriwayatkan oleh Ainsyah. Bacaan i’tidal dalam hadis ada 4 yang berbeda-beda yaitu: (rabbana lakal hamdu, rabbana wa lakal hamdu, allahumma rabbana lakal hamdu dan allahumma rabbana wa lakal hamdu). Dalam kitab fiqh mazhab bacaan ruku’ yang digunakan yaitu: (subbhana rabbiyal ‘adzimi), sedangkan bacaan i’tidal dalam fiqh mazhab menggunakan 4 bacaan i’tidal dalam kitab hadis akan tetapi matan hadisnya berbeda walaupun bacaanya i’tidalnya sama.