Penerapan Diversi Terhadap Anak Berhadapan Dengan Hukum Ditinjau dari Undang-Undang No 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (Studi di Pengadilan Negeri Tapaktuan)

Shelli Mulya Darma, 210106070 (2025) Penerapan Diversi Terhadap Anak Berhadapan Dengan Hukum Ditinjau dari Undang-Undang No 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (Studi di Pengadilan Negeri Tapaktuan). Other thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Membahas tentang penerapan diversi] Text (Membahas tentang penerapan diversi)
Shelli Mulya Darma, 210106070, FSH, IH - cover - bab i.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (4MB)
[thumbnail of Membahas tentang penerapan diversi] Text (Membahas tentang penerapan diversi)
Shelli Mulya Darma, 210106070, FSH, IH.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara pidana anak dari proses peradilan formal ke peradilan non formal. Pada penelitian ini terdapat beberapa rumusan masalah, yakni pertama, bagaimanakah metode pelaksanaan diversi. Kedua, faktor-faktor apakah yang menghambat penerapan diversi ini, dan ketiga, bagaimanakah tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan diversi. Diversi dilakukan untuk mencapai keadilan restoratif, yaitu penyelesaian perkara dengan melibatkan pelaku, korban, dan pihak terkait. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk menganalisis pelaksanaan diversi terhadap anak di Pengadilan Negeri Tapaktuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan diversi terhadap anak yang berhadapan dengan hukum di Pengadilan Negeri Tapaktuan mencerminkan upaya keadilan restoratif yang bertujuan menghindarkan anak dari stigma negatif proses peradilan formal. Pelaksanaan diversi di Pengadilan Negeri Tapaktuan terdapat beberapa hambatan yang dihadapi, termasuk faktor masyarakat, faktor para pihak, faktor sarana dan prasarana dan faktor tidak hadirnya pihak terkait. Hal ini menyebabkan lebih banyak kasus pidana anak yang diselesaikan melalui proses peradilan formal daripada melalui diversi, kondisi ini bertentangan dengan prinsip keadilan restoratif yang menjadi dasar hukum anak di Indonesia. Dalam perspektif hukum Islam, konsep Islah mendukung diversi sebagai pendekatan humanis yang menitikberatkan pada pemulihan sosial dan perlindungan hak-hak anak. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, diversi merupakan mekanisme hukum yang bertujuan memberikan perlindungan dan keadilan restoratif bagi anak yang berhadapan dengan hukum, dengan menghindarkan mereka dari proses peradilan formal yang dapat membawa stigma negatif, meskipun untuk sampai ke arah yang ideal dalam penerapannya masih dituntaskan dukungan yang lebih baik lagi dari semua pihak.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Diversi, Keadilan Restoratif, Hukum Islam
Subjects: 300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 340 Law/Ilmu Hukum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Ilmu Hukum
Depositing User: Shelli Mulya Darma
Date Deposited: 21 Apr 2025 08:16
Last Modified: 21 Apr 2025 08:16
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/44115

Actions (login required)

View Item
View Item