Penelitian ini membahas problematika pengajian kitab tafsir di Dayah Istiqamatuddin Darul Mu’arrif, Aceh Besar, yang hanya menggunakan Tafsir Jalalayn. Keterbatasan ini menimbulkan tantangan, seperti kurangnya variasi perspektif dalam memahami Al-Qur’an serta minimnya kesempatan santri untuk membandingkan berbagai metode penafsiran. Selain itu, pembelajaran tafsir yang hanya dilakukan sekali seminggu menghambat pendalaman ilmu tafsir. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode kualitatif deskriptif dan pendekatan fenomenologi. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dengan pengajar dan santri, serta studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengajaran kitab tafsir di Dayah Darul Mu’arrif menggunakan metode tradisional seperti talaqqi, tahriri, dan pengulangan, yang mendorong interaksi aktif antara guru dan santri serta melatih berpikir kritis. Namun, pembatasan hanya pada Tafsir Jala>layn membatasi wawasan dan analisis santri karena kurangnya perbandingan dengan kitab lain seperti Tafsir Baidhawi dan Tafsir Khazin. Selain itu, alokasi waktu yang terbatas serta ketiadaan pengajaran Ulumul Tafsir menjadi tantangan dalam membentuk santri yang kompeten di bidang tafsir. Penelitian ini merekomendasikan pengayaan referensi kitab tafsir, peningkatan frekuensi pengajian, serta pengembangan kurikulum yang lebih komprehensif guna memperluas wawasan santri dan meningkatkan kualitas pembelajaran tafsir pada Dayah Istiqamatuddin Darul Mu’arrif.