Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) merupakan langkah yang bukan hanya sekedar pemberantasan, tapi juga proses rehabilitasi pecandu yang bersinergi dengan instan terkait seperti kepolisian dan kementerian kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk bentuk sosialisasi wajib lapor pecandu Narkoba serta mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat sosialisasi yang dilakukan oleh Yayasan Kayyis Ahsana Aceh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis Penelitian hukum yuridis normatif. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Wawancara (file research), dan Dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk Sosialisasi Wajib Lapor Pecandu Narkoba di Yayasan Kayyis Ahsana Aceh terkait wajib lapor bagi pencandu narkoba : 1) Edukasi P4GN, 2) Sosialisasi berbentuk pemberdayaan alternatif, dan 3). Sosialisasi berbentuk peran serta masyarakat. Faktor Penghambat dan Pendukung Sosialisasi Wajib Lapor Pecandu Narkoba di Yayasan Kayyis Ahsana Aceh yaitu faktor penghambat Belum secara penuh tersosialisasinya keputusan menteri kesehatan mengenai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), Jumlah pengguna yang tidak terekspos secara menyeluruh sehingga dampak penyakit adiksi narkoba tidak terlihat secara nyata, Sedangkan faktor pendukung yaitu, adanya Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2011, dan adanya dukungan dan kerjasama semua pihak. Sosialisasi yang dilakukan oleh Yayasan Kayyis Ahsana Aceh sudah Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 Pasal 5, hal ini terbukti dari kerjasama antara Yayasan Kayyis Ahsana Aceh, BNNP dan BNNK seluruh Kabupaten/Kota di Aceh dan dengan organisasi pemerintah, non pemerintah dan komponen masyarakat berdasarkan kriteria kesepakatan bersama.