Praktik ‘Ala al-Faur Dalam Ijab Kabul Pernikahan Menurut Fikih Munakahat (Studi Kasus Akad Nikah di KUA Wilayah Aceh Besar)

Ishlahil Akmalia, 231010005 (2025) Praktik ‘Ala al-Faur Dalam Ijab Kabul Pernikahan Menurut Fikih Munakahat (Studi Kasus Akad Nikah di KUA Wilayah Aceh Besar). Other thesis, UIN Ar-raniry.

[thumbnail of Akad nikah, 'ala al-faur, satu tarikan nafas] Text (Akad nikah, 'ala al-faur, satu tarikan nafas)
Ishlahil Akmalia, 231010005, PASCA, HK, 082370341141.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (4MB)
[thumbnail of Akad nikah, 'ala al-faur, satu tarikan nafas] Text (Akad nikah, 'ala al-faur, satu tarikan nafas)
Ishlahil Akmalia, 231010005, PASCA, HK.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (7MB)

Abstract

Ulama mazhab mendefinisikan 'ala al-faur sebagai bersegera setelah kabul tanpa diselingi jeda, yang mengindikasikan keluar dari majelis akad. Kantor Urusan Agama (KUA) wilayah Aceh Besar dalam pelaksanaan akad nikah, mendapati adanya saksi yang menyanggah akad belum sempurna dilaksanakan. Saksi menganggap bahwa akad belum diucapkan satu nafas, dimana satu nafas tersebut dimaknai dengan satu tarikan nafas (sige tareik nafah). Pemahaman masyarakat wilayah Aceh Besar mengenai satu tarikan nafas (sige tareik nafah) dalam akad nikah, menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaannya. Padahal dalam pembahasan fikih munakahat 'ala al-faur (bersegera) dalam akad, tidak didefinisikan harus satu tarikan nafas (sige tareik nafah). Adapun pertanyaan penelitian dalam tesis ini meliputi; bagaimana perbedaan pendapat ulama dalam memahami makna ‘ala al-faur dan ketentuan lafadz ijab kabul pernikahan, serta bagaimana makna ‘ala al-faur dalam konteks kekinian berdasarkan studi kasus praktik akad nikah di KUA wilayah Aceh Besar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi kepustakaan (library research) dan studi lapangan (field research) dengan pendekatan teori hukum Islam, khususnya dalam kajian fikih munakahat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua orang memiliki pemahaman yang memadai tentang makna ‘ala al-faur (bersegera) dalam akad nikah. Penghulu di KUA wilayah Aceh Besar memahami bahwa ijab dan qabul harus dilakukan segera, tanpa diselingi oleh kalimat lain atau perbuatan lain. Adapun di masyarakat di wilayah Aceh Besar, ditemukan pemahaman bahwa satu nafas dalam akad nikah, dimaknai satu tarikan nafas (sige tareik nafah). Hal tersebut menjadi sebuah tantangan ketika calon suami tidak dapat mengucapkan kabul dalam satu nafas, yang kadang-kadang menyebabkan saksi mempertanyakan keabsahan akad. Kondisi ini menunjukkan perlunya edukasi lebih lanjut mengenai konsep ‘ala al-faur (bersegera) dalam akad nikah

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.3 Hukum Perkawinan (Munakahat) > 2X4.312 Rukun Nikah, termasuk Akad Nikah
Divisions: Program Pascasarjana > S2 Hukum Keluarga
Depositing User: Ishlahil Akmalia
Date Deposited: 23 Apr 2025 03:56
Last Modified: 23 Apr 2025 03:56
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/44248

Actions (login required)

View Item
View Item