Tradisi Manoronkan Yalor Masyarakat Simeulue mengkaji tradisi yang semakin terlupakan ini dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan kepala desa, panglima laot, tokoh masyarakat, dan nelayan di kampung-kampung yang masih mengenal tradisi ini. Dokumentasi dilakukan melalui foto yang menggambarkan prosesi wawancara serta perahu nelayan yang menjadi bagian penting dalam tradisi ini. Fokus penelitian ini adalah untuk memahami sejarah, prosesi, peran tradisi dalam kehidupan masyarakat, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hilangnya tradisi ini. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pelestarian tradisi lokal di Simeulue. Hasil penelitian skripsi ini bertujuan untuk menggali dan mendokumentasikan tradisi Manoronkan Yalor, serta memahami relevansinya dalam kehidupan masyarakat Simeulue. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya tradisi tersebut, yang meliputi perubahan sosial dan budaya, serta kurangnya generasi muda yang terlibat dalam pelestarian tradisi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sudah ada sejak 200 tahun yang lalu tradisi Manoronkan Yalor mulai terkikis oleh perkembangan zaman, tradisi ini masih memiliki nilai penting dalam menjaga identitas budaya masyarakat Simeulue. Upaya untuk melestarikan tradisi ini sangat diperlukan, dengan melibatkan masyarakat dan generasi muda untuk menjaga keberlanjutan warisan budaya lokal.