Perhatian terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Aceh semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat diamati dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan salah satunya Qanun No. 11 Tahun 2008 Tentang Perlindungan Anak. Kota Banda Aceh saat ini merupakan daerah di Provinsi Aceh yang paling banyak memiliki anak berkebutuhan khusus, Maka hal utama yang diperhatikan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh ialah mengupayakan melindungi anak berkebutuhan khusus terhadap pemenuhan kebutuhan dasar. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis strategi DP3AP2KB dan mengetahui apa saja faktor yang menjadi hambatan dalam pemenuhan hak anak di Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sumber data dalam penelitian ini yaitu Data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, survei, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode triangulasi. Teknik analisis data menggunakan reduplikasi, Penyajian data Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menyatakan dari ketiga indikator keberhasilan strategi DP3AP2KB Kota Banda Aceh menunjukkan hasil pemenuhan hak anak berkebutuhan khusus telah dilaksanakan namun belum terlaksana dengan maksimal karena masih ada indikator yang belum terpenuhi, Pada indikator Evaluasi Strategi masih perlu sedikit tambahan perbaikan. Selanjutnya terdapat hambatan dalam Prosedur birokrasi yang rumit, kapasitas SDM dalam pemahaman dan penanganan ABK dan hambatan sosial-budaya masih kuat dengan adanya stigma sosial dan penolakan dari masyarakat terhadap ABK. Rekomendasinya yaitu Inovasi Program Pendampingan Berbasis Teknologi, pengembangan kolaborasi multi-stakeholder yang komprehensif dan terstruktur.