Buruh perempuan banyak yang ikut serta dalam bertani untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, meskipun masih mempunyai kepala keluarga atau suami. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran buruh perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga petani sesuai dengan Maqashid Syariah di Desa Ateuk Lueng Ie, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, serta mengidentifikasi kendala yang mereka hadapi dari perspektif Maqasid Syariah, mulai dari kesusahan pupuk maupun musim musim yang dapat merugikan para petani. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan observasi terhadap buruh tani perempuan di desa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buruh perempuan memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian keluarga dengan bekerja di sektor pertanian. Peran ini sejalan dengan prinsip Maqasid Syariah, terutama dalam menjaga agama (Hifz al-Din), di mana mereka tetap berusaha menjalankan ibadah wajib meskipun di tengah kesibukan kerja. Selain itu, buruh perempuan juga berkontribusi dalam aspek perlindungan harta (Hifz al-Mal) dan keberlangsungan hidup (Hifz al-Nafs), serta menjaga keturunan (Hifz al-Nasl) dan akal (Hifz al-‘Aql) dengan memastikan keberlanjutan ekonomi keluarga serta pendidikan anak-anak di lingkungan petani. Mereka turut berperan dalam menjaga sumber penghidupan dan ketahanan pangan keluarga. Namun, masih terdapat berbagai kendala yang dihadapi, seperti terbatasnya akses terhadap teknologi pertanian modern, kelangkaan pupuk, kurangnya pengetahuan mengenai metode pertanian yang lebih efisien, serta minimnya dukungan dari pemerintah. Meskipun buruh perempuan berperan besar dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, hambatan ekonomi dan struktural masih menjadi tantangan utama. Oleh karena itu, diperlukan upaya seperti peningkatan akses terhadap sarana pertanian, pelatihan teknis, serta dukungan finansial untuk memperbaiki kesejahteraan buruh tani dan keluarganya di desa tersebut.

Kata kunci: Buruh perempuan, kesejahteraan keluarga, petani, Maqasid
Syariah