Series Gadis Kretek merupakan sebuah film Indonesia yang menyoroti isu diskriminasi dan ketidaksetaraan gender serta kelas sosio-politik. Dalam series ini, sikap feminin dalam tokoh utama berasal dari patriarki yang kuat di tahun 1960-an, namun kenyataannya permasalahan gender terus berulang hingga saat ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai-nilai gender dan tantangan yang dihadapi oleh tokoh perempuan utama serta bagaimana penggambaran peran komunikasi sosial yang dibentuk oleh masyarakat pada masa itu dalam series ini. Penelitian ini menggunakan teori yang berkaitan dengan komunikasi, komunikasi sosial, film, gender, analisis semiotika, dan representasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan semiotika model Roland Barthes dengan tahapan denotasi, konotasi dan mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa series Gadis Kretek banyak mempresentasikan gender dalam ketidaksetaraan yang dialami tokoh utama Dasiyah, dan budaya patriarki yang dialami. Akan tetapi tekadnya dalam menyuarakan pendapat dan memperjuangkan hak yang sama tanpa memandang gender membawanya pada apa yang ia inginkan, yaitu kesetaraan gender yang didukung oleh beberapa tokoh laki-laki dalam series. Peran komunikasi sosial dalam series ini menunjukkan norma hingga ekspektasi sosial yang diwariskan dalam keluarga, dalam relasi antar tokoh, komunikasi sosial berperan sebagai alat kontrol untuk mempertahankan struktur patriarki.