Haniyatul Zahirah, 210101026 (2025) Gangguan Kesehatan Sebagai Alasan Cerai Gugat Menurut Hukum Islam (Studi Kasus Putusan Mahkamah Syar’iyah Kota Banda Aceh). Other thesis, UIN Ar-Raniry Fakultas Syariah dan Hukum.
![[thumbnail of Gangguan Kesehatan Sebagai Alasan Cerai Gugat]](https://repository.ar-raniry.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Haniyatul Zahirah, 210101026, FSH, IH.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (4MB)
![[thumbnail of Gangguan Kesehatan Sebagai Alasan Cerai Gugat]](https://repository.ar-raniry.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
COVER - BAB 1.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (3MB)
Abstract
Cerai gugat merupakan gugatan cerai yang dilakukan oleh istri atau kuasa hukumnya kepada Pengadilan Agama dengan alasan yang dibenarkan oleh Agama, contohnya seperti suami berbuat zina, pemabuk, melakukan KDRT, penjudi ataupun dengan alasan adanya cacat di tubuh pasangan atau adanya penyakit yang dapat menyebabkan tidak dapat melaksanakan kewajibannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perspektif hukum Islam tentang cerai gugat diakibatkan oleh gangguan kesehatan di Mahkamah Syar’iyah kota Banda Aceh. Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana kronologi gangguan kesehatan di Mahkamah Syar’iyah dan bagaimana tinjauan hukum Islam tentang cerai gugat dikearekan gangguan kesehatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian hukum Normatif-Empiris, dengan motode penelitian kepustakaan. Dalam putusan-putusan yang diambil alasan cerai gugat yang diajukan oleh penggugat ialah tentang gila dan devisiasi seksual atau lebih dikenal sebagai penyimpangan seksual, yang mana hakim mengizinkan untuk melakukan talak satu ba’in shughra, karena devisiasi seksual tetapi karena tidak tercapainya keharmonisan dalam rumah tangga dan juga tidak tercapainya tujuan dari pernikahan. Dalam hukum Islam alasan perceraian karena kesehatan diperbolehkan karena hal ini menyebabkan salah satu pihak tidak dapat menjalankan kewajibannya, menurut pendapat para ulama devisiasi seksual dapat dijadikan sebagai alasan perceraian jika, devisiasi seksual menghalangi pasangan tersebut untuk melakukan hubungan intim, kemudian jika salah satu pasangan memiliki sifat yang buruk baik dalam segi norma agama maupun masyarakat, jika devisiasi seksual tersebut adalah hal-hal yang dilarang oleh Allah, kemudian jika devisiasi seksual tersebut menimbulkan kekhawatiran pasangannya apabila terjerumus ke hal-hal yang melenceng dari Agama.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.3 Hukum Perkawinan (Munakahat) > 2X4.33 Perceraian |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Hukum Keluarga |
Depositing User: | Haniyatul Zahirah |
Date Deposited: | 29 Apr 2025 07:28 |
Last Modified: | 29 Apr 2025 07:28 |
URI: | https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/44567 |