Penelitian ini mengkaji penolakan klaim asuransi kendaraan bermotor oleh PT Asuransi Sinar Mas Syari’ah terhadap peserta asuransi bernama Nazaruddin. Kasus ini berawal dari kecelakaan kendaraan jenis pick up di Jalan Banda Aceh menuju Medan. Nazaruddin mengajukan klaim pertanggungan sesuai dengan polis asuransi yang disepakati. Namun, PT Asuransi Sinar Mas Syari’ah menolak klaim tersebut, sehingga Nazaruddin mengajukan gugatan hukum untuk menuntut haknya sebagai pemegang polis. Fokus permasalahan pada penelitian ini yaitu bagaimana fakta persidangan tentang pembuktian terjadinya prestasi yang dipertanggungkan untuk klaim asuransi, dasar hakim menolak gugatan penggugat dengan mengabaikan bukti yang diajukan, dan tinjauan akad wakalah bi al-ujrah terhadap penolakan klaim yang dilakukan oleh PT Asuransi Sinar Mas Syari’ah. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dalam bentuk kajian case study. Hasil penelitian bahwa pada proses pembuktian sesuai dengan fakta persidangannya hakim mengabaikan pembuktian yang dilakukan oleh penggugat karena adanya ketidaksesuaian pengajuan klaim dengan fakta lapangan. Dalam hal ini hakim menilai bahwa bukti dan saksi yang diajukan tidak dapat membuktikan kerugian penggugat. Dasar hakim menolak gugatan penggugat karena berdasarkan klausula polis asuransi yang menyatakan bahwa jika peserta tidak mengungkapkan fakta dalam pengajuan klaim maka penggugat tidak berhak mendapatkan klaim pertanggungan. Penolakan klaim pertanggungan yang dilakuka oleh PT Asuransi Sinar Mas Syari’ah tidak sesuai dengan tinjauan akad wakalah bi al-ujrah, kerugian yang dialami oleh peserta dapat dibuktikan dengan laporan kecelakaan dari Satlantas Besitang sebagai bukti otentik dan peserta telah memenuhi kewajibannya dalam membayar premi berdasarkan polis asuransi yang telah sepakati sehingga PT Asuransi Sinar Mas Syari’ah wajib memberikan klaim pertanggungan kerugian sebagai bentuk prestasi kepada peserta.