Kekeringan di Kecamatan Lhoknga terjadi karena curah hujan yang rendah dan karakteristik geologi daerah karst di Lhoknga membuat ketersediaan air tanah sangat bergantung pada curah hujan. Selain itu, perubahan tutupan lahan di zona resapan juga mengurangi kapasitas penyerapan air di daerah tersebut, memperburuk dampak kekeringan. Bencana kekeringan bukanlah hal yang baru pada Kecamatan Lhoknga, pada tahun 2019 dan 2020 sudah pernah terjadi bencana kekeringan dan pada tahun 2024 bencana kekeringan kembali terjadi dan pada tahun ini merupakan tahun sangat parah bencana kekeringan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas BPBD dalam penanggulangan bencana kekeringan di Kecamatan Lhoknga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini yaitu penanggulangan bencana yang dilakukan BPBD Kabupaten Aceh Besar telah berjalan dengan efektif, hal ini dibuktikan dengan kemampuan adaptasi dan respon yang baik dengan mengeluarkan kebijakan dan mendirikan posko, menetapkan tujuan yang jelas dan melakukan upaya penyaluran air bersih, memberikan sosialisasi, dan pembuatan sumur bor, serta integrasi yang baik dengan pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana kekeringan. Namun dalam penanggulangan tersebut BPBD masih terdapat beberapa kendala yaitu rendahnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan, keterbatasan infrastruktur penampungan air, dan belum terealisasinya pembangunan waduk pada Kecamatan Lhoknga. Oleh karena itu, koordinasi antar instansi dan sosialisasi kepada masyarakat sangat diperlukan agar penanggulangan bencana kekeringan dapat mencapai efektivitas yang tinggi.