Penelitian ini mengkaji fenomena ikhtilath di ruang publik Kota Banda Aceh, khususnya di Blang Padang, dan upaya pemerintah dalam mengatasinya melalui Qanun Jinayat No. 6 Tahun 2014 serta peran dakwah dalam mengubah perilaku masyarakat. Meningkatnya kasus pelanggaran syariat Islam di ruang publik, yang ditandai dengan tingginya kasus ikhtilath di area strategis seperti Blang Padang. Pada kehidupan sehari-hari banyak dijumpai laki-laki dan perempuan bercampur bukan hanya mahram tetapi juga yang bukan mahram, dan yang bermesraan berdua tanpa memperdulikan lingkungan sekitar, bahkan ada yang bermesraan di bawah palang pemberitahuan dan peringatan dari pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan pengunjung Blang Padang terhadap larangan ikhtilat dan mengevaluasi kepatuhan mereka terhadap peringatan yang ada sebagai upaya pencegahan pelanggaran syariat. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya kesadaran agama, pengaruh budaya modern, dan kemudahan akses informasi luar menjadi faktor utama yang mendorong pergaulan bebas. Meski Qanun Jinayat memberikan dampak positif, efektivitasnya terhambat oleh kurangnya sosialisasi dan pendekatan penegakan hukum yang masih dianggap berat. Dakwah melalui media sosial dan penyuluhan langsung terbukti efektif dalam mengubah sikap, namun memerlukan strategi yang lebih holistik untuk menciptakan perubahan perilaku yang berkelanjutan. Penelitian ini menyimpulkan perlunya sinergi antara regulasi, dakwah, dan partisipasi masyarakat sebagai upaya integratif untuk mengatasi pergaulan bebas dan menjaga tatanan moral sesuai dengan syariat Islam