Penelitian ini membahas tentang praktik pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dalam ṣalawāt al-Dhiyā’ al-Lāmi‘ yang masih terus diamalkan di Dayah Thalibul Huda, Aceh Besar. Dalam ṣalawāt al-Dhiyā’ al-Lāmi‘ terdapat ayat-ayat al-Qur’an. Pembacaan tersebut dibaca oleh para jamaah secara bersama-sama dalam kegiatan rutin di dayah. Namun, pengamatan menunjukkan adanya kesenjangan dalam kefasihan bacaan, terutama di kalangan santri junior, baik dari segi lafazh maupun makhārij al-ḥurūf. Di sisi lain, kegiatan ini diyakini memberi manfaat spiritual dan solusi atas berbagai persoalan hidup. Oleh karena itu, penting untuk meneliti praktik pelaksanaan, kualitas bacaan, serta dampaknya terhadap para jamaah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dalam ṣalawāt tersebut dilakukan, serta menggali alasan mengapa tradisi ini tetap dilestarikan hingga saat ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi lapangan (field research). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung di lokasi, wawancara dengan pimpinan dayah, guru, santri dan masyarakat, serta dokumentasi kegiatan pembacaan ṣalawāt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dalam ṣalawāt al-Dhiyā’ al-Lāmi‘ dilakukan dengan tartil, dan disertai penghayatan makna. Untuk memperindah bacaan para santri sangat ditekankan untuk mempelajari makharijul huruf dan kaidah taajwid. Para santri dilatih untuk membaca dengan bacaan yang baik dan benar. Tradisi ini tetap dipertahankan karena diyakini membawa banyak manfaat, seperti menenangkan hati, mempererat ukhuwah Islamiyah, meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah Saw. serta menjadi sarana penguatan nilai-nilai keislaman di lingkungan dayah. Praktik pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dalam ṣalawāt al-Dhiyā’ al-Lāmi‘ tidak hanya berfungsi sebagai ibadah, tetapi juga menjadi media pelestarian budaya islam lokal yang kaya nilai dan makna.