Jual beli online saat ini semakin banyak diminati oleh masyarakat dalam melakukan transaksi karena kepraktisan dari proses jual beli ini dan kemudahan mencari berbagai kebutuhan hanya melalui aplikasi. Walaupun demikian jual beli online rentan terjadi penipuan (fake testimoni) seperti promosi produk pada iklan tidak sesuai dengan kualitas barang ketika diterima oleh konsumen. Oleh karena itu, jual beli online dan fake testimoni ditinjau menggunakan akad Bai' al-Musawwamah untuk menilai keabsahan jual beli online. Adapun permasalahannya adalah bagaimana bentuk fake testimoni yang dilakukan oleh pihak penjual pada marketplace Shopee pada kualitas objek bisnis yang dijual dan bagaimana dampak fake testimoni terhadap ketertarikan konsumen dalam melakukan transaksi online serta bagaimana tinjauan akad Bai' Al-Musawwamah terhadap praktik fake testimoni yang dilakukan oleh penjual untuk meningkatkan penjualan produknya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk mengidentifikasi fenomena yang terjadi dalam praktik jual beli online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jual beli yang menggunakan fake testimoni dianggap tidak sah dalam pandangan hukum Islam karena dapat mengarah pada transaksi yang mengandung unsur gharar. Fake testimoni berpotensi menyesatkan konsumen, menyebabkan kerugian bagi pihak pembeli serta menurunkan tingkat kepercayaan konsumen untuk melakukan transaksi jual beli online khususnya pada marketplace shopee. Oleh karena itu, untuk menjaga keabsahan transaksi dan meningkatkan kepercayaan konsumen diperlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap praktik fake testimoni di platform e-commerce seperti Shopee.