Strategi perlindungan hukum adalah segala upaya pemerintah untuk menjamin terciptanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada warga negara agar haknya sebagai seorang warga negara tidak dilanggar, dan bagi yang melanggar akan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang ada. Strategi perlindungan hukum yang penulis maksudkan dalam penelitian ini yaitu strategi perlindungan hukum terhadap anak korban kekerasan yang dimana strategi tersebut merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan terintegrasi untuk mencegah dan menanggulangi kekerasan terhadap anak. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu pertama bagaimana upaya perlindungan hukum dalam bentuk preventif, kuratif dan promotif yang dilakukan oleh DP3AP2KB Kota Banda Aceh untuk mereduksi kekerasan terhadap anak yang terjadi dalam rumah tangga, yang kedua bagaimana sistem pengawasan dan evaluasi pada pelaksanaan strategi yang telah diprogramkan oleh DP3AP2KB dalam penanganan kekerasan terhadap anak korban dalam rumah tangga, dan yang ketiga bagaimana tingkat keberhasilan strategi perlindungan hukum yang dilakukan oleh DP3AP2KB terhadap anak korban kekerasan dalam rumah tangga. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yuridis empiris, pendekatan ini dilakukan berdasarkan pendekatan perundang-undangan dan regulasi yang bersangkut paut dengan hukum yang ditangani dengan meninjau fakta-fakta yang terjadi di lapangan, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, dan dibantu dengan observasi lapangan terhadap objek kajian. Hasil pada penelitian ini, penulis menemukan bahwa upaya DP3AP2KB menggunakan tiga strategi dalam penanganan kekerasan. Pertama, strategi preventif bertujuan untuk mencegah masalah di masa depan dengan mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan. Kedua, strategi kuratif berfokus pada penanganan dan pemulihan korban kekerasan secara menyeluruh, termasuk memberikan layanan kesehatan fisik dan mental serta dukungan dari berbagai vi pihak, seperti pemerintah dan organisasi non-pemerintah. Ketiga, strategi promotif bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong partisipasi aktif dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui sosialisasi dan edukasi di berbagai forum, seperti sekolah, komunitas, dan lembaga pemerintah. Secara umum, tingkat keberhasilan strategi DP3AP2KB menunjukkan hasil positif, terutama melalui kolaborasi dengan lembaga penegak hukum. Kesepakatan untuk tidak menerapkan hukuman cambuk bagi pelaku KDRT mencerminkan komitmen melindungi hak-hak anak. Meskipun ada tantangan dalam kesadaran masyarakat mengenai hak-hak anak, DP3AP2KB terus berupaya meningkatkan efektivitas perlindungan hukum melalui evaluasi berkelanjutan dan sosialisasi yang kuat.