Remaja pada fase ini mengalami ketidak stabilan personal, pencarian identitas, munculnya ketakutan, serta banyak permasalahan remaja lainnya yang muncul pada fase ini. Kondisi yang demikian akan sangat sulit dihadapi oleh seluruh siswa. siswa masih kurang dalam hal self actualization dan siswa juga menjadi kurang puas dengan diri mereka sendiri sehingga menyebabkan prestasi belajar menurun. Fenomena yang terjadi pada siswa yang tidak adanya self actualization menyebabkan kemunduran dalam pembelajaran maupun di kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan self-dissatisfaction dan Self-actualization terhadap prestasi belajar siswa di MTsS Darul Ulum. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Sampel penelitian berjumlah 89 siswa, Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mengukur aspek-aspek self dissatifaction, dan self actualization. Analisis data dilakukan menggunakan teknik regresi linier berganda untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antara variabel-variabel tersebut. Setelah data diperoleh kemudian data dianalisis menggunakan bantuan SPSS versi 20. Berdasarkan hasil analisis dari data penelitian ini, maka diperoleh hasil yaitu menunjukkan bahwa terdapat koefisien regresi negatif antara variabel budaya keluarga dan motivasi belajar siswa (0,063), yang mengindikasikan bahwa self dissatisfaction tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar. Sebaliknya, koefisien regresi positif antara self actualization dan prestasi belajar siswa (0,048) menunjukkan bahwa self actualization yang tinggi secara signifikan mempengaruhi prestasi belajar siswa di Siswa MTsS Darul Ulum