Sungai Krueng Daroy yang terletak di Gampong Kayee Jato diduga berpotensi tercemar mikroplastik yang bersumber dari limbah rumah tangga. Khususnya di perairan yang terletak di kawasan permukiman, cemaran mikroplastik berasal dari sampah plastik dan sisa – sisa penggunaan sabun, detergen serta gerusan serat pakaian saat pencucian yang dilakukan oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis dan mengkarakterisasi mikroplastik di dalam air Krueng Daroy wilayah Banda Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada 5 titik dengan jarak antara titik 5 meter. Setiap titik sampel diambil di permukaan dan dasar pinggiran sungai sebanyak 3 kali pengulangan. Identifikasi mikroplastik dilakukan dengan beberapa instrumen yaitu mikroskop stereo, FTIR, SEM dan AAS. Hasil penelitian ditemukan mikroplastik tertinggi pada titik 5 sebanyak 77 partikel dan mikroplastik terendah pada titik 2 sebanyak 31 partikel. Tipe mikroplastik yang ditemukan pada sampel air di seluruh titik pengambilan sampel yaitu fiber 94 partikel, fragmen 54 partikel, film 5 partikel dan pellet 75 partikel dengan variasi warna hitam 114 partikel, biru 14 partikel, merah 13 partikel, coklat
49 partikel, hijau 23 partikel dan ungu 15 partikel. Hasil karakterisasi menggunakan FTIR ditemukan jenis polimer Nylon Polyamides, Polyethylene (PE), Polypropylene (PP) dan Polyethylene Terephthalate (PET). Morfologi mikroplastik yang bersumber dari polimer nilon memperlihatkan struktur berpori dengan lubang
– lubang berbentuk oval yang tersebar secara merata. Kadar logam Cu yang diukur menggunakan AAS dengan metode pengujian SNI 6989.84:2019 pada sampel mikroplastik tidak terdeteksi karena nilai sampel dibawah limit of detection (LOD). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam air Krueng Daroy kawasan Gampong Kayee Jato telah terkontaminasi mikroplastik dengan jenis fiber yang dominan ditemukan yaitu sebanyak 94 partikel. Fiber dapat berasal dari polimer nilon, salah satunya yang digunakan pada pembuatan kain dalam industri tekstil. Hal ini menunjukkan bahwa cemaran mikroplastik di kawasan permukiman paling banyak bersumber dari limbah cucian.