Sinkretisme merupakan tema pembahasan yang kontroversial dalam studi tentang teologi agama. Mayoritas sarjana muslim baik klasik maupun kontemporer menolak praktik tersebut dalam konteks agama. Namun ada sebagian pemikir Islam yang melihat beberapa ayat Alquran memberikan peluang untuk terjadinya sinkretisme agama. Tetapi mereka tampak mengabaikan ayat-ayat Alquran yang menyatakan bahwa agama ini telah sempurna dan kemurnian ajaran perlu untuk dijaga. Penelitian ini menekankan pada bagaimana ayat-ayat yang secara tekstual mendukung sinkretisme agama dipahami oleh para ahli, penelitian ini bertujuan untuk meluruskan pemahaman ayat-ayat terkait merujuk kepada kerangka penafsiran. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah perpustakaan (library research). Dalam melakukan penyajian data penulis menggunakan metode maudhu’i (tematik) dan muqaran (perbandingan). Kemudian dalam melakukan analisis terhadap data yang telah disajikan, penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif Hubberman dan Miles, dan metode korelatif. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman para ahli terkait ayat-ayat yang penulis rujuk menyatakan bahwa sinkretisme agama tidak dapat diterima dalam Islam. Menurut mereka hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap akidah Islam. Adapun orang-orang yang menggunakan tameng toleransi untuk membolehkan sinkretisme agama telah keluar dari ajaran Islam yang benar. Kemudian mereka menyebutkan bahwa konsep penyatuan agama yang dimaksudkan oleh kalimat kalimatun sawa adalah ketauhidan kepada Allah semata, dalam ayat lainnya disebutkan juga agar beriman kepada Nabi Muhammad.