Peran ganda Istri adalah dua peran atau lebih yang di jalankan oleh istri dalam waktu yang bersamaan, dalam hal ini peran yang dimaksud adalah peran seorang perempuan sebagai istri bagi suaminya, ibu bagi anak-anaknya, dan peran sebagai perempuan yang memiliki karir di luar rumah. Penelitian ini di latar belakangi oleh kian eksisnya kaum permpuan yang berkarir di dalam masyarakat salah satunya diwilayah Kota Langsa, merangkap tugas utamanya sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya. Peneliti berfokus pada Istri yang bekerja pada beberapa instansi pemerintah dikarnakan Observasi awal oleh peneliti menemukan wanita yang bekerja disana memiliki tuntutan yang tinggi di tempat kerjanya dengan jam kerja yang panjang dan terkadang mereka memiliki jam kerja yang lembur dan deadline yang ketat. Dari timbulnya masalah tersebut memicu timbulnya konflik dlam keluarga yang dapat mempengaruhi ketahanan keluarga. Rumusan masalah yang di angkat meliputi: bagaimana implikasi pekerjaan istri pada Dinas Kesehatan, Puskesmas Langsa Baro dan Puskesmas Birem Bayen terhadap ketahanan keluarga di Wilayah Kota Langsa, dan bagaimana pergesaran hak dan kewajiban istri pekerja dalam membangun ketahanan keluarga di Wilayah Kota Langsa. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan mixed method, yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif mengenai peran ganda istri membangun ketahanan keluarga perspektif hukum keluarga di Wilayah Kota Langsa. Implikasi dari hasil penelitian ini saling berhubungan erat dengan indikator-indikator ketahanan keluarga yang dibangun oleh istri dalam menjalankan peran ganda. Setiap aspek ketahanan keluarga fisik, agama, ekonomi, psikologi, dan social mempengaruhi kemampuan istri untuk mengelola keluarga sambil menjalankan peran ganda sebagai ibu dan pekerjamempengaruhi ketahanan keluarga, khususnya dalam menjaga ketahanan fisik dan kesehatan. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa meskipun peran keluarga mengalami pergeseran, norma patriarki masih berpengaruh, dengan sebagian responden merasa tertekan untuk memenuhi peran tradisional. Dari perspektif Islam, pekerjaan istri di tempat tersebut dapat dikategorikan mubah, asalkan memenuhi syarat tertentu seperti menutup aurat, menghindari fitnah, izin suami, tetap menjalankan kewajiban rumah tangga, serta menjaga moralitas dan etika pekerjaan.