Jihad memiliki banyak makna, mulai dari berjuang melawan hawa nafsu sampai mengangkat senjata di medan peperangan. Jihad dengan makna perang sesungguhnya disyariatkan untuk merealisasikan kemaslahatan dan menolak kerusakan besar dan bukan hanya sekedar untuk mencapai kepentingan tertentu. Namun terdapat sebagian muslim yang salah memahami makna jihad yang sesungguhnya dan merusak nama Islam dengan melakukan aksi teror atas nama agama. Berdasarkan kasus penangkapan pelaku bom Sarinah di Aceh, para teroris ini membentuk kelompok-kelompok jihad dengan merekrut militan. Kalangan yang paling rentan dan disasar adalah kaum muda seperti mahasiswa, terutama yang masih awam dalam memahami agama. Penelitian ini ingin mengkaji tingkat persepsi mahasiswa LDK UIN Ar-Raniry dan LDK USK terhadap ayat-ayat jihad serta perbedaan tingkat persepsi mereka berdasarkan jenis kelamin, semester dan latar belakang pendidikan. Kedua lembaga ini dipilih karena dalam beberapa tahun terakhir merupakan dua organisasi mahasiswa yang aktif menyuarakan seruan jihad dan peduli Palestina melalui program-program kegiatannya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 82 orang dipilih secara random. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Data selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan tahap pengujian hipotesis Analisis Crosstab-Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat persepsi mahasiswa LDK UIN Ar- Raniry berada di tingkat tinggi (3,38), lebih baik dibandingkan dengan tingkat persepsi mahasiswa LDK USK yang berada di tingkat sedang (2,96). Adapun hasil dari perbedaan tingkat persepsi mahasiswa LDK UIN Ar-Raniry dan LDK USK berdasarkan jenis kelamin, semester dan latar belakang pendidikan, diperoleh nilai sig. 0,106 > 0,05, 0,009 < 0,05 dan 0,663 > 0,05 secara berurutan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat persepsi mahasiswa LDK UIN Ar-Raniry dan LDK USK terhadap ayat-ayat jihad berdasarkan semester dan tidak terdapat perbedaan tingkat persepsi berdasarkan jenis kelamin dan latar belakang pendidikan.