Tradisi Iserahen Ku Guru pada Masyarakat Gayo

Fahmi Rezeki, 190501002 (2023) Tradisi Iserahen Ku Guru pada Masyarakat Gayo. Other thesis, UIN Ar-Raniry Fakultas Adab dan Humaniora.

[thumbnail of Tradisi Iserahen Ku Guru pada Masyarakat Gayo] Text (Tradisi Iserahen Ku Guru pada Masyarakat Gayo)
FULL SKRIPSI.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (31MB)
[thumbnail of Tradisi Iserahen Ku Guru pada Masyarakat Gayo] Text (Tradisi Iserahen Ku Guru pada Masyarakat Gayo)
COVER - BAB 1.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (9MB)

Abstract

Tradisi Iserahen Ku Guru merupakan tradisi yang biasanya dilakukan ketika hendak mengantarkan anakke jenjang pendidikan dalam masyarakat gayo. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses tradisi ini berlangsung, makna simbolis yang terkandung di dalamnya, bagaimana sosok guru yang dimaksud oleh masyarakat gayo serta bagaimana mamfaat tradisi ini bagi dunia pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dimana peneliti memaparkan dan menggambarkan hasil penelitian secara objektif mengenai keadaan sebenarnya yang ditemui di lapangan. Instrumen yang digunakankan di dalam penelitian ini yaitu melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses tahapan dalam tradisi ini mulai dari mempersipkan bahan bahan yang di bawa, diserahkannya murid kepada guru dengan turut serta kehadiran beberapa elemen seperti majelis adat gayo, petue dan murid itu sendiri. Makna simbolis yang terdapat di dalam tradisi Iserahen Ku guru yaitu terbentuknya harmonisasi antara guru, murid, dan orang tua murid. Maksud dari guru dalam tradisi ini Guru sabagai model penyampaian “ agama ken senuen, edet ken pegere”, agama itu adalah dasar dan adat sebagai penjaganya, sesuai dengan hakikat guru dalam masyarakat gayo adalah iklas serta tidak membedakan anak didik dalam masalah pendidikan agama walaupun itu anak kandungnya sendiri.Manfaat dari tradisi ini Mewujudkan istilah “bujang berama beru berine” yang selaras dengan ajaran islam “watawa saubil haq, watawa saubissabr” , yang menjadi prinsip dasar orang gayo haruslah saling menasihati walaupun bukan saudara atau kerabat dekat, yang muda disayangi yang tua di hormati.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 390 Customs, Etiquette, Folklore (Adat Istiadat, Etiket, Folklor)
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > S1 Sejarah dan Kebudayaan Islam
Depositing User: Fahmi Rezeki
Date Deposited: 12 Jun 2025 05:09
Last Modified: 12 Jun 2025 05:09
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/45799

Actions (login required)

View Item
View Item