Percaya kepada takdir adalah mempercayai bahwa segala sesuatu yang berlaku adalah atas ketentuan Allah semata. Sebagai seorang muslim kita wajib sadar bahwa Allah lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Oleh karena itu kita wajib beriman kepada takdir yang ditentukan oleh Allah Swt. Pada dasarnya Rasulullah SAW beserta para sahabatnya meyakini sepenuhnya adanya Takdir yang mencakup semua makhluk tanpa kecuali. Masalah pokok dalam penelitian yaitu bagaimana penafsiran Hamka dan Quraish Shihab tentang takdir dalam tafsir al-Azhar dan tafsir al-Misbah. Dan Apa persamaan dan perbedaan tentang takdir dalam tafsir al-Azhar dan tafsir al-Misbah. Penelitian ini bersifat library research dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Hamka dan Quraish Shihab memiliki persamaan dan perbedaan dalam menafsirkan takdir. Keduanya sepakat bahwa manusia memiliki kebebasan bertindak, namun tetap dalam batasan ketentuan Allah. Perbedaan muncul dalam penafsiran asal-usul penciptaan manusia, di mana Hamka menekankan takdir mutlak, sementara Quraish Shihab lebih menekankan peran pilihan manusia. Secara keseluruhan, kedua tafsir menekankan keseimbangan antara kehendak Allah dan kebebasan manusia.