Peningkatan jumlah timbulan sampah yang signifikan akibat pertambahan penduduk dan jarak yang jauh dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) menjadikan pengelolaan sampah di Gampong Mon Ikeun, Kecamatan Lhoknga, sebagai isu yang mendesak. Ketiadaan sistem pengumpulan yang efektif memicu pencemaran lingkungan dan penurunan kualitas hidup masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method), yang mencakup pengumpulan data kuantitatif melalui sampling sampah selama delapan hari berturut-turut dan pengumpulan data kualitatif melalui diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion) dengan 30 narasumber menggunakan pendekatan purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata timbulan sampah di Gampong Mon Ikeun mencapai 1,77 liter/orang/hari atau 0,35 kg/orang/hari. Komposisi sampah didominasi oleh sampah organik (57%) dan sampah plastik (25%). FGD mengungkapkan bahwa masyarakat mendukung sistem Waste Collecting Point (WCP) dengan rotasi pengumpulan 2 kali seminggu dan pewadahan menggunakan kantong plastik berkapasitas 40 liter. Dari sisi non-teknis, masyarakat juga menyetujui pembentukan kelembagaan lokal untuk mengelola WCP secara mandiri. Dengan merancang sistem pengumpulan berbasis WCP yang melibatkan partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk merencanakan sistem pengumpulan sampah rumah tangga dan sejenis rumah tangga berbasis masyarakat sebagai upaya memperbaiki sistem pengelolaan persampahan lokal. Penelitian ini juga memberikan kontribusi penting dalam penyusunan kebijakan pengelolaan sampah yang adaptif terhadap kondisi lokal. Hasil perencanaan ini diharapkan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan di tingkat gampong.