Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang harus ditanamkan sejak dini agar peserta didik terbiasa membaca, memahami, dan mengamalkan ajarannya. Hasil observasi awal di TPA Al-Ishlah Lhoknga menunjukkan bahwa terdapat beberapa hambatan dalam melaksanakan kegiatan baca tulis Al-Qur’an bagi santri, serta keterbatasan sarana dan fasilitas dalam pembelajaran. Peneliti ini merumuskan tiga masalah pokok: Apa strategi yang digunakan dalam pembinaan baca tulis Al-Qur’an di TPA Al-Ishlah Lhoknga, bagaimana kemampuan Santri TPA Al-Ishlah Lhoknga dalam membaca dan menulis Al-Qur’an, dan hambatan apa saja yang dihadapi TPA Al-Ishlah Lhoknga dalam pembinaan baca tulis Al-Qur’an bagi para santri. Peneliti menggunakan jenis penelitian field research dengan pendekatan kualitatif yang bersifat fenomenologi. Dengan jumlah informan sebesar 6 orang yang terdiri dari Direktur TPA, dan 5 Ustazah TPA Al-Ishlah Lhoknga. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang digunakan pada pembinaan baca tulis Al-Qur’an adalah strategi pengenalan huruf hijaia, strategi belajar kelompok, dan strategi hafalan. Dengan menggunakan metode Iqra’, metode talaqqi, metode kitabah, dan metode qira’ah. Kemampuan santri dalam membaca tingkat TKA keseluruhan adalah 10%, pada tingkat TPA 42%, dan tingkat TQA adalah 100%. Sedangkan kemampuan menulis pada tingkat TKA adalah 50%, pada tingkat TPA adalah 87%, dan pada tingkat TQA adalah 100%. Hambatan yang dihadapi TPA Al-Ishlah Lhoknga adalah keterbatasannya fasilitas, jumlah pengajar yang sangat pas-pasan, dan juga perlunya peningkatan meja belajar, dan papan tulis. Namun dari sisi waktu, sudah cukup untuk melaksanakan kegiatan baca tulis Al-Qur’an.