Saat ini komunikasi visual auditif berperan penting dalam kehidupan manusia. Demikian pula dalam kegiatan pembelajaran, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, penggunaan komunikasi visual auditif banyak digunakan dari pada kegiatan komunikasi lainnya, media audio visual dalam pembelajaran dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk visual auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, penglihatan dan kemauan siswa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung seperti yang diharapkan. Namun berbeda apa yang terjadi di MIN 7 Aceh Tenggara pembelajaran yang selama ini berlangsung masih dengan ceramah. Guru belum memvariasikan media pembelajaran, seperti menggabungkan ceramah dengan media audio visual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah pembelajaran dengan memanfaatkan media audio visual lebih baik dari pada pembelajaran konvensional pada mata pelajaran fikih kelas V MIN 7 Aceh Tenggara dan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui pemanfaatan media audio visual pada mata pelajaran fikih kelas V MIN 7 Aceh Tenggara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif model eksperimen quasi dengan Pengujian hipotesis menggunakan uji pihak kanan dengan kriteria pengujian yang berlaku adalah tolak H0 jika t> t(1-a) dan terima H0 unutk harga t yang lain dengan taraf segnifikat a=0,05. Peluang penggunaan daftar distribusi t ialah (1-a) dengan dk = (n1), memberikan perlakuan pada sampel pertama kelas Va sebagai kelas eksperimen dan tidak memberikan perlakuan pada sampel kedua kelas Vb sebagai kelas kontrol, pada akhir eksperimen dapat diuji akibat dari perlakuan yang diberikan. Pengunaan media audio visual pada materi haji terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini bisa dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada saat dilakukan tes awal (PreTest) pada kelas eksperimen nilai persentase ketuntasan minimum siswa 35% sedangkan persentase ketidaktuntasan minimum siswa 65%. Setelah dilakukan pembelajaran maka didapatkan hasil tes (Pos-TEST) nilai persentase ketuntasan minimum siswa 65% dan persentase ketidaktuntasan minimum 35% dengan begitu disimpulkan hasil belajar siswa meningkat.