Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara dua arah yang masing-masing memiliki responden baik dari segi individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Anak autisme memiliki salah satu kesulitan dalam berinteraksi sosial sehingga mengakibatkan kontak mata yang tidak terarah, gerak-gerik yang tidak fokus, ekspresi wajah yang tidak hidup, dan tidak bisa bermain dengan teman sebaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan permainan lego terhadap interaksi sosial anak autisme. Rancangan penelitian ini adalah Pre-Eksperiment dengan desain one group pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak berkebutuhan khusus di sekolah My Hope Special Needs Center, dan sampel yang digunakan adalah 8 orang anak autisme yang berusia 5-6 tahun. pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat pengaruh penerapan permainan lego terhadap interaksi sosial anak autisme. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan hasil dimana interaksi sosial anak autisme sebelum diberikan permainan lego adalah 46,09 dan data interaksi sosial anak autisme setelah diterapkannya permainan lego adalah 64,06 Berdasarkan analisis uji-t diperoleh thitung = 6,0 dan ttabel =1.895 dengan derajat bebas (db) 7 pada taraf signifikan α= 0,05. Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung > ttabel sehingga Ha diterima dan HO ditolak. Dengan demikian penerapan permainan lego terhadap interaksi sosial anak autisme meningkat dengan N-gain 0,05 dalam kategori sedang sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh penerapan permainan lego terhadap interaksi sosial anak autisme di sekolah My Hope Special Needs Center Banda Aceh.