Efektivitas Pendidikan Agama di Sekolah Dasar dalam Menunjang Implementasa Syari`at Islam di NAD (SuAtu Penelitian Evaluasi Implementatif terhadap Kurikulum P.A.I yang Disempurnakan)

Warul Walidin Ak. dkk, EFEKTIVITAS PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH DASAR DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI SYARI`AT ISLAM DI NAD (SuAtu Penelitian Evaluasi Implementatif terhadap Kurikulum P.A.I yang Disempurnakan)

Pendidikan Agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam menginternalisasikan asas (sila) Ketuhanan Yang MAha Esa dalam segenap aspek kehidupan masyarakat bangsa Pendidikan Agam di sekolah umum lebih dititikberatkan pada penguatan iman dan taqwa sebagai fitrah manusia untuk menjadi landasan yang fudamental bagi pembagunan sain dan teknologi Pendidikan Agama dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah; Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi.
Dikaitkan dengan Pendidikan Nasional, Pendidikan Agama dituntut untumenunjan tercapainya tujuan Pendidikan Nasional. Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Pendidikan Agama menempati posisi strategis dalam rangka merealisasikan funsi pendidikan daerah yang berasaskan syari`at Islam. Sejala dengan pelaksaan syari`at Islam, di provinsi NAD sejak tahun 2000 telah melakukan penyempurnaan kurikulum dan pemberlakuan kurikulum Pendidikan Agam Islam di Sekolah Dasar, yang sebelumnya hanya satu mata pelajaran yaitu pendidikan Agama Islam, menjadi mata pelajaran: Aqidah-Akhlak, Al-Qur`an-Al-Hadits, Fiqih, SKI, dan Bahasa Arab. Untuk mewujutkan program kurikulum tersebut Dinas Pendidikan NAD tewlah mengembangkan kemampuan guru agama dengan berbagai pelatihan dan penataran , menerbitkan buku ajar dan mensosialisasikannya.
Dalam kenyataannya terjadi banyak sekali bias antara dassein dan dassolen. Dalam banyak segi masih dijumpai kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan di lapangan. Untuk mengungkapkan sejauh mana peran strategis dan efektivitas Pendidikan Agama Islam lima mata pelajaran tersebut sebagai pilar pelaksanaan syari`at Islam di NAD secara kaffah perlu dilakukan penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan bahan (feed back) pertimbangan dalam rangka pengembangan Agama Islam di SD pada khususnya dan peningkatan mutu pendidikan NAD pada umumnyanya.
Dengan pengembangan mata pelajaran agama menjadi mata pelajaran Al-Qur`an-Al-Hadits, Fiqih, SKI, dan Bahasa Arab, maka dalam kenyataannya banyak kendala yang dialami oleh Guru Agama yang harus mengasuh lima bidang studi tersebut. Baru 40% SD memiliki 2 orang Guru Agama, 45 persaen baru memiliki satu orang Guru Agama, dan 15% SD belum memiliki Guru Agama, sekolah-sekolah tersebut hanya menggunakan guru honorer dan guru kontrak.
Para Guru Agama belum mampu menguasai dan menerapkan secara baik dan bervariasi dalam pembelajaran PAI. pemakaian metode pembelajaran masih terbatas di antara metode ceramah dan tanya jawab, belum mampu menerapkan metodelogi pengajaran yang sejalan dengan prinsip-prinsip belajar-mengajar secara efektif. Pencapaian target kurikulum belum tercapai target kurikulum belum tercapai secara maksimal. Hala ini juga sekaligus disebabkan kurangnya tenaga guru agama dan tingkat kedisiplinan yang rendah dikalangan guru agama.
Ketersediaan fasilitas Pendidikan Agama ISlam masih sangat kurang. terutamasarana praktek ibadah, buku pegangan siswa dan buku suplemen lainnya, serta media belajar alat peraga. Penilaian Pendidikan Agama Islam masih terbatas pada penilaian penguasaan materisecara intelek (dimensi kognitif), belum mencakup sikap dan pengalaman ajaran agama.
Minat terhadap Pendidikan Agama Islam sangat rendah di kalangan siswa. Hal itu disebabkan guru agama belum mampu menampilkan sajian Pendidikan Agama secara lebih menarik , di samping dorongan secara ekstrinsik sangat rendah terutama dari orang tua dan masyarakat. Sekolah-sekolah yang di lingkungannya memiliki daya/pesantren, maka pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SD memiliki tingkat efektivita yang tinggi.
Dalam rangka peningkatan mutu Pendididkan Agama Islam di Sekolah Dasar, direkomendasikan, bahwa hendaknya Dinas Pendidikan dan Kanwil Departen Agama Provinsi NAD, diharapkan segera merevisi kurikulum PAI dengan menggunakan prosedur KBKyang lebih sejalan dengan karakteristik Pendidikan NADyang Islami. Hendaknya sesegera mungki meyediakan guru agama yang memadai dan paling tidak setiap SD memiliki 4 orang guru agama serta pengankatannyadisesuaikan dengan bidang studi PAI yang dmekarkan, sehingga nantinya tidak ada lagi yang hanya disebut guru agama, tetapi Al-Qur`an-Al-Hadits, Fiqih, SKI, dan Bahasa Arab.
Perlu dikembangkan LPTK di NAD yang langsung memdidik guru mata pelajaran Al-Qur`an-Al-Hadits, Fiqih, SKI, dan Bahasa Arab. Perlu Peningkatan baik secara kuantitatif maupun kualitatif pelatihan dan penataran yang lebih banyak menyentuh penguasaan materi pembelajaran PAI, Metodologi PAI, manajemen pembelajaran, dan penilaian PAI. Hendaknya diupayakan sedapat mungkin di setiap SDtersedia mushalla dan perpustakaan. serta menyediakan media belajar, alat peraga dan buku yang memadai dan relevan. perlu menciptakan suatu tatanan upaya partisipasi aktif para orang tua dan masyarakat lewat komite sekolah dalam rangka menyukseskan pelaksanaan PAI di Sekolah Dasar.