Analisis Peran Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Pidie Dalam Meningkatkan Kualitas Garam Didesa Cebrek Kecamatan Simpang Tiga

Garam adalah bahan makanan penting yang digunakan dalam berbagai industri dan dikonsumsi manusia maka perlunya terjaga kualitas garam dengan baik.Garam yang berkualitas tinggi bisa dilihat dari warna dan kemasannnya,kualitas garam dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebersihan dan komposisi mineral yang digunakan dalam proses produksinya. parameter penting yang harus dievaluasi dalam menentukan kualitas garam, termasuk kandungan mineral, kadar kebersihan, dan tingkat pengotoran yang mungkin terdapat dalam garam. maka perlunya pengawasan produksi garam yang ada di Desa Cebrek yang harus adanya peran dari Dinas Kelautan dan Perikanan yang bersangkutan untuk terus menjaga kebersihan dan kualitas garam yang beredar ke masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripti kualitatif. Maka dari itu Penelitian ini mengungkapkan berbagai peran yang dapat dimainkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan dalam menjaga kualitas garam. Dinas Kelautan dan Perikanan dapat memastikan adanya pengawasan yang ketat terhadap industri garam, memperkenalkan regulasi dan standar yang ketat untuk produksi garam, dan memberlakukan sanksi bagi pelaku usaha yang melanggar ketentuan kualitas.Selain itu, Dinas Kelautan dan Perikanan juga dapat memainkan peran dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilih garam yang berkualitas dan aman. Khususnya pada Dinas Kelautan dan Perikanan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Dinas Kelautan dan Perikanan dalam meningkatkan kualitas garam di Desa Cebrek Kabupaten Pidie, hasil peneletian ini menunjukan bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan menjalankan 3 (tiga) peran yaitu sebagai regulator, komunikator dan fasilatator yang bertujuan agar kegiatan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas garam dapat dilaksanakan dengan maksimal. Sedangkan kendala yang dihadapi yaitu terdapat pada bidang Anggaran dan sumber Daya Manusia yang kurang memadai sehingga pelaksaan program menjadi kurang efektif.