Komponen utama lipstik adalah pewarna, pemanfaatan pewarna alami dari tumbuhan tentu sangat diharapkan karena pewarna alami lebih aman. Banyak sekali tumbuhan di sekitar kita yang dapat memiliki warna yang bisa dimanfaatkan, seperti buah bit merupakan tanaman yang memiliki pigmen betasianin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan ekstrak buah bit (Beta vulgaris L.) sebagai pewarna lipstik berdasarkan SNI 16-4769-1998. Metode pada penelitian ini dilakukan secara experimental dimana ekstrak buah bit didapatkan dengan cara maserasi menggunakan etanol 96%, ekstrak buah bit yang dilakukan pengujian fitokimia, hasil yang didapatkan yaitu positif mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Sediaan lipstik dilakukan pada konsentrasi 0%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan
15%. Dengan beberapa pengujian seperti uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji daya oles, uji titik lebur, uji iritasi, uji kesukaan dan uji cemaran mikroba. Hasil sediaan lipstik yang didapatkan dari enam formula yaitu memiliki warna bervariasi, homogen, pH 7,05-7,25, titik lebur 55°C-56°C, tidak menimbulkan iritasi, namun untuk kriteria cemaran mikroba tidak memenuhi persyaratan pada sediaan lipstik. Sediaan lipstik terbaik diperoleh pada penambahan ekstrak buah bit konsentrasi 15%,
namun sediaan tersebut hanya memenuhi SNI 16-4769-1998 pada aspek titik lebur.