Telah dilakukan penelitian mengenai perbandingan nilai antioksidan dari akar tanaman tapak dara (Catharanthus roseus L) berdasarkan variasi pelarut dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrihidrazil). Hasil uji fiktokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan metanol akar tapak dara mengandung alkoloid, flavonoid, tanin dan saponin, sedangkan fraksi metanol n-heksan mengandung flavonoid, fraksinasi dari etil asetat tidak mengandung metabolit sekunder. Sementara nilai IC50 yang diperoleh dari metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak akar tapak dara pada pelarut etanol memiliki potensi antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 254,52 ppm, fraksinasi n-heksan dengan nilai IC50 13.346,35 ppm dan fraksinasi etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 1.708,01 ppm. Sedangkan pada ekstrak pelarut metanol memiliki potensial antioksidan IC50 sebesar 742,38 ppm, fraksinasi n-heksan nilai IC50 sebesar 266,42 ppm dan fraksinasi etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 2.335,75 ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak akar tapak dara berpotensi sebagai antioksidan, hal ini dapat disimpulkan dengan ditandai nilai IC50 yang diperoleh dan dengan adanya senyawa metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai antioksidan lemah.