Museum Aceh merupakan salah satu tempat wisata sejarah dan budaya di Kota Banda Aceh yang memamerkan berbagai macam peninggalan pada masa kesultanan Aceh dahulu dan begitu diminati masyarakat pada masanya. Selain berperan sebagai media pendidikan dan pembelajaran, sebuah museum juga harus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat baik dari akses lokasi, kualitas koleksi, kenyamanan ruang, suasana, dan fasilitas umum supaya memikat daya tarik pengunjung. Sebuah museum hendaknya banyak dikunjungi pengunjung, akan tetapi tidak banyak orang yang mengetahui dan berkunjung ke Museum Aceh ini. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana psikologi arsitektur terhadap aktivitas dan perilaku pengguna Museum Aceh. Penelitian ini berfokus pada beberapa bangunan yaitu Rumoh Aceh, Gedung Pameran Tetap dan Gedung Pameran Temporer. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sampel pada penelitian ini adalah responden yang berjumlah sembilan orang, terbagi menjadi 7 orang pengunjung Museum Aceh dan 2 orang pemandu Museum Aceh. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa pada ketiga bangunan ini memiliki sisi menarik tersendiri meskipun masih kurang populer dikalangan masyarakat, secara keseluruhan tanggapan responden mengenai psikologi arsitektur terkait dengan pencahayaan, bentuk ruang, penataan koleksi serta fasilitas pada pameran masih kurang memenuhi kebutuhan pengguna. Dengan adanya penelitian ini, maka penulis berharap agar penelitian ini dapat menjadi suatu pengetahuan baru dan bermanfaat untuk meningkatkan wawasan terkait psikologi arsitektur pengguna pada Museum Aceh.