Menurut undang-undang No 7 tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa liar, penyu lekang termasuk dalam jenis satwa yang dilindungi. Termasuk perilaku bertelur penyu lekang yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang merusak komponen bio-fisik lingkungan pantai dan penangkapan penyu untuk mengambil telur, danging dan cangkang. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi perilaku bertelur penyu lekang (Leppidochelys olivaceae) dan untuk menganalisis uji kelayakan pemanfaatan hasil penelitian tentang perilaku bertelur penyu lekang di Kawasan Stasiun Pembinaan Dan Pelestarian Penyu Rantau Sialang Kabupaten Aceh Selatan sebagai Referensi Mata Kuliah Ethologi. Penelitian dilakukan pada bulan januari-fabruary 2024 di pantai Rantau sialang kabupaten aceh Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung di lapangan dan metode Purposive sampling. Metode yang digunakan untuk mengambil data perilaku bertelur adalah Ad Libitum Sampling. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perilaku bertelur penyu lekang (Lepidochelys olivacea) Di Kawasan Stasiun Pembinaan Dan Pelestarian Penyu Rantau Sialang dibagi menjadi 6 tahapan, yaitu Mendarat dari laut sampai mencari tempat bertelur (Searching phase) dengan rentang waktu 40 menit, penggalian lubang sarang ( Covering the nest) dengan rentang waktu 35, Pengeluaran telur (Laying) dengan rentang waktu 30 menit, Penutupan lubang sarang (Covering the nest) dengan rentang waktu 20 menit, Kamuplase dengan rentang waktu 30 menit, dan yang terakhir Kembali ke laut (Return to the sea) dengan rentang waktu 30 menit. Uji kelayakan buku ajar diperoleh hasil 77,83% sehingga layak untuk dijadikan sebagai referensi tambahan pada mata kuliah Ethologi.