Siswa kerap menghadapi berbagai ancaman dan diperlukan peran guru untuk melindungi siswa dari ancaman itu. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pelaksanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) berbasis kearifan lokal di SD Islam Terpadu Kota Lhokseumawe dengan menekankan peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam implementasinya. Lokasi penelitian di SD Islam Terpadu Bunayya, SD IT Al-Markazul Islami, dan SD Swasta Islam Terpadu Ulumuddin. Beberapa teori digunakan diantaranya teori child friendly schools framework, teori Syed M. Naquib al- Attas, dan teori Clifford Geertz. Ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengumpulkan informasi dari guru PAI dengan informan pendukung meliputi kepala sekolah, siswa, orang tua siswa, staf dan tenaga pendidik lainnya, psikolog, ahli pendidikan, dan unsur lokal. Instrumen yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan SRA di ketiga sekolah menunjukkan komitmen pada kebijakan inklusif yang mendukung keberagaman siswa. Fasilitas yang memadai dan peran guru sebagai fasilitator pembelajaran menciptakan lingkungan belajar kondusif. Keterlibatan orang tua dan masyarakat menjadi kunci dalam mendukung prinsip-prinsip SRA. Kearifan lokal, seperti
gotong royong dan rasa kebersamaan, memberikan kontribusi positif terhadap efektivitas SRA. Guru PAI memegang peran strategis dalam membimbing dan melaksanakan SRA dengan mengintegrasikan kearifan lokal. Mereka membantu membentuk karakter siswa melalui pengajaran nilai-nilai keislaman dan prinsip- prinsip kearifan lokal. Integritas guru PAI dalam mengajarkan cinta lingkungan dan membimbing dimensi spiritualitas siswa menguatkan identitas siswa dengan lingkungan sekitar. Implementasi SRA berbasis kearifan lokal di ketiga sekolah menunjukkan integrasi nilai-nilai kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari sekolah. Guru PAI menjadi pemimpin dalam mengarahkan kegiatan keagamaan, mengajarkan nilai-nilai seni dan sejarah, serta menekankan pentingnya gotong royong. Keterlibatan orang tua, terutama melalui kegiatan Uroe Peukan, memberikan dampak positif terhadap terciptanya lingkungan pendidikan yang holistik.