Berdasarkan pengamatan awal di MTsN 4 Aceh Besar, guru tidak menggunakan strategi yang sesuai dalam pengajaran nahwu, khususnya dalam mengajar jumlah ismiyah (kalimat nominal), di mana guru hanya terbatas pada penyajian contoh dari buku saja. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam membentuk jumlah ismiyah karena keterbatasan kosa kata yang tersedia bagi mereka, yang berujung pada kurangnya minat mereka terhadap pelajaran. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti mengusulkan penggunaan strategi Broken Text yang mengharuskan siswa berpikir logis melalui cerita, membaca, atau mencari kosa kata yang hilang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam menerapkan strategi Broken Text dan untuk mengetahui efektivitas penerapan strategi Broken Text dalam pengajaran nahwu pada siswa di MTsN 4 Aceh Besar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain One Group Pre-Test Post-Test. Peneliti menggunakan lembar observasi langsung, tes awal (pre-test), dan tes akhir (post-test) sebagai alat penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan strategi Broken Text dalam pengajaran nahwu di MTsN 4 Aceh Besar mendapat nilai yang sangat baik, dengan skor aktivitas guru sebesar 91,67% dan skor aktivitas siswa sebesar 86,67% berdasarkan analisis data observasi langsung. Penerapan strategi Broken Text terbukti efektif dalam pengajaran nahwu di MTsN 4 Aceh Besar. Peneliti mendasarkan kesimpulan ini pada hasil uji (Paired Sample T-Test) yang menunjukkan nilai signifikansi (Sig. 2-tailed 0,000) lebih kecil dari tingkat signifikansi (0,05), yang berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dengan demikian, penerapan strategi Broken Text terbukti efektif dalam pengajaran nahwu di MTsN 4 Aceh Besar.