Sebagai center of excellence, lembaga keagamaan seperti masjid berperan penting dalam upaya mempromosikan mitigasi perubahan iklim. Eco-masjid merupakan program yang diprakarsai pada tanggal 19 Februari 2016 di Masjid dan Pondok Pesantren Az-Zikra, Sentul, Bogor sebagai salah satu kontribusi lembaga keagamaan terhadap isu lingkungan global. Sebagai upaya menuju penerapan eco-masjid, penelitian ini akan mengidentifikasi potensi serta kesiapan yang dimiliki oleh Masjid Jamik Darussalam, Banda Aceh dalam penerapan konsep eco-masjid. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan menggunakan pedoman prinsip-prinsip eco-masjid. Kemudian hasil identifikasi akan diklasifikasi berdasarkan kategori berpotensi dan tidak berpotensi. Hasil identifikasi penerapan konsep eco-masjid pada Masjid Jamik Darussalam, Banda Aceh menunjukkan terdapat 27 kategori berpotensi dan 23 kategori tidak berpotensi. Terdapat 4 aspek berpotensi dari 10 aspek eco-masjid yang ditulis oleh (Asti et al., 2024) yaitu, (1) Aspek energi hijau dalam masjid pada prinsip penggunaan lampu hemat energi, (2) Aspek penggunaan bahan ramah lingkungan, (3) Aspek pengelolaan sampah berkelanjutan, dan (4) Aspek kebun dan taman