Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena menurunnya minat kunjung siswa ke perpustakaan MAN 1 Aceh Barat Daya meskipun koleksi fiksi di perpustakaan tersebut tergolong memadai. Salah satu penyebab utamanya adalah kebijakan perpustakaan yang melarang peminjaman koleksi fiksi, yang diberlakukan karena seringnya terjadi kehilangan buku. Kebijakan ini berdampak pada menurunnya daya tarik perpustakaan di mata siswa. Padahal, koleksi fiksi memiliki peran penting sebagai sarana hiburan, pengembangan imajinasi, dan peningkatan literasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap ketersediaan koleksi fiksi serta menganalisis hubungannya dengan minat kunjung ke perpustakaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket. Sampel penelitian berjumlah 85 siswa dari populasi 551 siswa, menggunakan teknik Random sampling. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah penyebaran kuesioner (angket). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ha diterima, artinya terdapat hubungan antara ketersediaan koleksi fiksi (X) dengan minat kunjung pemustaka (Y) dengan dibuktikan uji korelasi dengan nilai pearson correlation 0,664 dan juga dikuatkan dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 dengan skala interprentasi nilai korelasi kuat. Data dianalisis menggunakan uji validitas, reliabilitas, korelasi Pearson, dan koefisien determinasi dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 25. Artinya, semakin baik persepsi siswa terhadap ketersediaan koleksi fiksi, maka semakin tinggi pula minat kunjung mereka ke perpustakaan. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa sebesar 44% variasi minat kunjung siswa dapat dijelaskan oleh persepsi terhadap ketersediaan koleksi fiksi, sedangkan sisanya 56% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Dari penelitian ini adalah bahwa ketersediaan koleksi fiksi memiliki kontribusi yang cukup signifikan dalam meningkatkan minat kunjung siswa ke perpustakaan. Oleh karena itu, pengelolaan koleksi fiksi yang lebih terbuka dan menarik sangat disarankan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar dan literasi